Jumat, 17 Desember 2010

BEKAL UNTUK MEMPELAI

    Saat ku hadiri resepsi pernikahan,sengaja gak sengaja aku ikut menyimak petuah yang di berikan salah seorang ustadz nyentrik kenapa karena dari penampilannya mamakai kaos oblong, celana jeans, sepatu sport dan rambut yang agak berantakan.Lucu juga sih peristiwa RADA UNIK TAPI MANARIK mempelai putri seorang sarjana hukum yang pria sarjana tekhnik , dan yang memberi nasihat sarjana juga tapi dari lulusan islam. memang RUMAH  TANGGA itu gak ada sekolahnya sih apalagi jurusannya di suatu universitas.Lucunya lagi si  penceramah itu statusnya masih single apa bisa obyektif ceramah sakral seorang sarjana lajang pada pasangan yang sudah siap naik pelaminan?
     Dia mulai bicara : "Perkawinan bukanlah jalan termudah untuk sekedar menutup kebutuhan seksuil libidis .kalian jangan kawin secara ragawi .hati dan rohani harus ikut luruh dan larut dalam hubungan muhibah,mawadah dan rahmah.Begitu kalian memasuki gerbang perkawinan dihadapan membentang medan hidup yang sarat dengan berbagai beban dan ujian ."
      "Sebab tuhan akan menguji hambanya secara total global. Diuji rasa ketakutan, kegelisahan,keresahan,kekurangan harta,pangan,musibah,dan malapetaka.Tapi jangan lupa bahwa kita pun akan diuji oleh harta benda yang melimpah ruah jabatan tinggi dan status sosial yang gemerlapan .Nah rumah tangga dipertaruhkan dalam ujian itu."
     "Kalian harus siap terhadap segala kemungkinan dan resiko rumah tangga, yang terduga atau tak terduga.Mithos perkawinan yang tak berdosa ialah, bahwa cinta  adalah semuanya dan segalanya.Ini tidak benar.Cinta yang benar adalah energi, sebab cinta menuntut tanggung jawab kita untuk mencari rahmat dan ridha Tuhan.tanpa ada kontrak dan jaminan.Banyak, amat  banyak rumah tangga muda berantakan,sebagian besar ssering karena soal yang sepele.Orang bilang ini karena kawin muda , karena belum siap mental dan pribadi yang dewasa.Tapi asumsi itu masih bersifat feomenologis ."
     "Hemat saya , krisis dan musibah perkawinan itu terjadi ,karena suami dan istri dalam dadanya tidak tertanam pilar iman dan tauhid,kering kerontang dari dari daya tahan yang  bernama istiqamah dan tawadhu. Takkala terjadi krisis rumah tangga ,sering kita salah alamat  mencari obat , obat yang salah kita pilih akan lebih parah dari penyakit itu sendiri. Kita pergilah pada psikiater, pada neurolog, pada konsultan perkawinan ."Celakanya kalau ini tak menolong ,kita pun pergi pada dukun penujum peramal nasib.Padahal Tuhan membuka pintu rahmat tanpa batas.Minttalah hidayah dan inayah dari Kholikul alam wa Robbun ghafur.Nikmat fisik biologis, nikmat harta dan nikmat yang bersifat ragawi boleh saja kita reguk sepuasnya .      "Tapi seks jangan di puja dan di mithoskan , harta benda jangan di pertuhan, ilmu dan predikat jangan diperdewa.semua akan menjadi tirani dan kita diperbudak".WASSALAM"

Selasa, 14 Desember 2010

Ideal Tanpa Idola

Menurut anda bagai mana sih,kira-kira gambaran wanita ideal?Apakah yang bekerja di kantoran dengan karya monumental dan gaji gede,atua mereka yang memilih mengurus kepentingan rumah tangga sepenuhnya,atau mereka yang mampu menggabungkan keduanya secara seimbang.
pertanyaan itu sering,tidak selalu,muncul d forum kajian kewanitaan.Demikian seringnya hingga pertanyaan itu sendiri boleh di katakan telah jadi semacam ukuran koprehensif tidaknya suatu kajian.Jawaban-jawaban umum yang"di harapkan"secara samar bisa di duga;di sekitar kepekaan sosial dan atau kepekaan susila sang wanita,dengan keseluruhankonsekuensi logis kedua jenis kepekaan itu.kompromi yang"di tunggu"tentu saja yang bisa memuaskan hati dan jalan pikiran kalangan dari mana pertanyaan itu berasal.
Jika dr.Ainun habibie,atas pertimbangan-pertimbangan tertentu misalnya memillih mendampingi atau membagi kesibukan suaminya (prof.B.J Habibie)hingga dia tidak lagi bekerja seperti layaknya dokter anak,apakah dia tidak lagi bekerja seperti layaknya seorang dokter anak,apakah dia wanita ideal atau tidak ideal?Kalau Ir.Ninik memilih terus bekerja di P.U tampa terhalangi oleh kesibukan suaminya(Ir.Sarwono Kusumaatmadja),apa dia itu ideal atau tidak ideal?Ada lagi.Sambil sesekali membopong anaknya,wanita pembuat pidato Presiden Amerika George Bush menulis pidato di komputer yang dia letakkan di dapur rumahnya-tentu saja sambil massak.Apa ini ideal apa tidak ideal?
kalau ukuran keidelan wanita di lihat keterlibatan langsungnya secara penuh dalam pergumulan keseharian rumah tangga-dalam artian pendamping suami,atau dari pemenuhan kerja profesinya masing-masing,maka ketiga wanita di atas bisa di sebut ideal dalam satu hal tetapi tidak ideal di hal lain.Jadi betapa sulitnya,malahan barangkali mustahilnya,menemukan rumusan final tentang wanita ideal.Belum lagi kita simak mereka yang menurut ukuran umum telah dan terus berbuat di bidang apa ditekuninya secara amat mengesankan,tetapi "memilih" tidak atau berkeluarga.